Bannou Murazukuri Chapter 2
Translator | Rena |
Editor | BUDI |
Proof Reader | Shiro7D |
Orang yang menyarankan agar aku dikirim untuk
mengembangkan tanah tandus itu adalah adik tiruku, Raul.
Walaupun
dia mengatakan kalau itu adalah “Tugas”,
tapi sebenarnya itu hanyalah alasan baginya untuk mengusirku dari rumah. Karena bagaimanapun
hampir mustahil untuk mengembangkan tahan tandus seperti itu.
Meskipun
ada resiko aku mati kelaparan atau diserang monster saat
di sana. Namun, tidak ada seorang pun yang menetangnya, bahkan ibuku sendiri.
Bagi mereka, aku mungkin sangatlah mengecewakan dan pantas untuk mati mengenaskan disana
sendirian...
“Luke,
Gift yang kau dapat itu
[Pembangunan Desa], kan? Kalau
begitu, mengembangkan tanah tandus itu seharusnya mudah buatmu kan!
Gyahahahaha!” (Raul)
Sampai sekarang pun, aku masih terniang suara tawanya itu…
Mungkin karena dia selalu dikucilkan
sejak kecil, jadi
dia tumbuh dengan sifat yang
menyimpang seperti itu. Yah…
walaupun kurasa sifatnya yang begitulah yang lebih cocok di masa peperangan
seperti ini.
Kalau
boleh jujur, aku memang tidak terlalu suka bertarung.
Walaupun
aku sudah berlatih pedang
dan
telah mahir dalam waktu yang singkat―
Namun, masih
ragu untuk membunuh seseorang.
Bahkan
instrukturku pernah berkata begini padaku… “Anda
memang berbakat, namun anda terlalu baik, Luke-sama.”
“Kita
sudah sampai.” (Kusir)
Setelah kereta kuda berhenti, sang kusir
berkata begitu.
Sudah
sekitar seminggu berlalu sejak aku meninggalkan rumah, namun baru sampai di
tempat itu sekarang.
“Aku
sudah diberitahu mengenai kondisi tempat ini… Namun kondisinya lebih buruk dari pada yang aku
bayangkan.” (Luke)
Sejauh
mataku memandang, yang dapat aku lihat hanyalah tanah tandus. Bahkan tidak ada satupun tanaman disini dan hanya ada pegunugna tandus yang
dipenuhi bebatuan.
Mungkin
satu-satunya yang bisa disyukuri
adalah hutan dan pegunungan subur yang ada di utara. Namun, disana adalah habitat dari
para monster, jadi sebisa mungkin aku
tidak mau mendekati tempat itu. Walaupun mereka jarang berkeliaran di luar
hutan.... tapi bukan berarti tidak akan keluar dari hutan
itu.
Ketika
barang bawaanku telah selesai diturunkan, kereta kuda itu langsung bergegas
pergi dari tempat ini, dan meninggalkanku sendirian bersama seorang miad.
“Luke-sama, seperti yang kita tahu, disini benar-benar tidak ada apa-apa ya...” (Millia)
Namanya adalah Millia.
Aku tidak pernah bertanya tentang umurnya, namun mungkin sekitar 20 tahunanan.
Dia memiliki rambut hitam
yang indah dan penampilan yang bagus. Dia juga tinggi.
Dulunya
dia adalah seorang maid pribadiku sebelum aku diasingkan. Dia adalah
seorang maid yang sempurna
dan sangat penting untuk kastil ayahku jadi seharusnya
dia tidak perlu mengikutiku
kesini.
“Kamu yakin soal ini? maksudku, jika kamu tinggal disana, kamu bisa menjadi
kepala pelayan dalam beberapa tahun loh...” (Luke)
“Apa yang Anda bicarakan, Luke-sama? Saat saya menjadi maid pribadi Anda,
saya sudah bersumpah. Bahwa apapun yang akan terjadi, saya akan terus berada di sisi Anda,
dan hal itu tidak akan
pernah berubah.” (Millia)
“Millia...” (Luke)
Tak kusangka ada
seseorang yang sangat mempedulikanku seperti
dia…
“(Fufufu, Toh, aku sangat mencintai shota! Dan Luke-sama adalah tipe-ku banget!
Gufufufu…)”
Huh?
Kok aku tiba-tiba jadi merinding ya…? Hm, mungkin perasaanku saja kali ya… Iya,
itu pasti hanya perasaanku saja.
“Baiklah, Luke-sama,
mungkin ini terlalu mendadak, namun saya yakin bahwa Anda saat ini memiliki dua pilihan.” (Millia)
“Dua pilihan?” (Luke)
“Iya, pilihan pertama adalah tinggal di tempat ini. saat ini, persedian kita hanya
bisa bertahan sekitar satu bulan. Kita mungkin bisa membajak tanah dan mulai bertani disini, namun seperti yang Anda lihat tanah
disini sangatlah tandus. Yah, mungkin kita bisa mengakalinya
kalau kita berusaha lebih keras, namun persedian kita tidak akan cukup. Tentu saja ada pilihan kita berburu dan mencari makan di
dalam hutan. Akan tetapi... itu sudah pasti sangat sulit dilakukan.” (Milia)
Setelah aku mengdengar
perkataannya, sekali
lagi aku sadar kalau tempat ini sangalah mengerikan.
“Sedangkan
pilihan kedua adalah melarikan diri
dari sini dan pergi menuju
kota terjauh. Karena tidak akan ada orang yang memperhatikan kita
disini, jadi kita
dapat pergi dari tempat ini dengan mudah.” (Millia)
Entah mengapa, aku merasa Millia menyarankan
pilihan kedua.
Yah, aku juga merasa
kalau pilihan kedua adalah yang paling masuk akal.
Akan tetapi, sebelum
memutuskan aku mencoba sesuatu terlebih dulu.
“[Gift]-ku adalah [Pembangunan Desa], bahkan setelah aku
menerimanya, aku masih belum mengetahui cara menggunakannya. Jadi aku berpikir
untuk mencobanya sekarang…”
(Luke)
Aku tidak tahu mengapa, tapi aku merasa
kalau [Gift]-ku akan berguna saat ini.
Kemudian…
<<Apakah ingin membangun sebuah desa disini?>>
Sebuah pertanyaan
tiba-tiba muncul di pojok penglihatanku.
tolong lanjut min
ReplyDeleteApakah si MC yg akan menjadi pak kades seperti manga di Web sebelah :v
ReplyDelete