Maseki Gurume Chapter 11
Translator | UDesu |
Editor
| UDesu |
Proof Reader
| UDesu |
Chapter 11 :
"Mantan" Keluarga Pada Saat Itu
Sebelumnya || Daftar Chapter || Selanjutnya
Kembali ke beberapa waktu lalu, saat pesta malam diadakan
oleh Viscount Lance...
Kejadian ini terjadi di tempat diselenggarakannya pesta
tersebut.
Biasanya, pesta malam hanya dihadiri oleh bangsawan dewasa
saja, tapi pada pesta kali ini, suasananya terlihat sangat berbeda.
***
[Putra kami pernah ikut dalam berburu hewan liar, jadi
keberaniannya sudah tidak diragukan lagi.]
[Oh, hebat sekali. Omong-omong, putri kami memiliki sifat
yang baik, dan dia juga sangat pandai bernyanyi.]
Dalam sekejap pesta tersebut telah berubah menjadi ajang
perjodohan.
Setiap bangsawan berusaha membuat anak-anaknya menarik, dan
saling menyingkirkan rival agar dapat membuat anak mereka memiliki hubungan
dengan anak yang memiliki status, bakat, ataupun penampilan yang lebih baik.
Dengan kata lain, keluarga bangsawan yang lebih statusnya
lebih rendah berusaha keras untuk menarik perhatian bangsawan yang statusnya
lebih tinggi meski itu membuat mereka terkesan tidak sopan. Tapi bagi semua
orang, mencoba menarik perhatian saat memberi salam sudah menjadi hal yang
wajar.
[Grint, apa pendapatmu tentang perkenalan hari ini?]
Neneknya, Isis, bertanya pada Grint.
Isis datang terlambat karena dia tidak pergi ke ibukota
bersama keluarga Roundheart pagi ini.
Itulah sebabnya mereka baru bisa bertemu pada pesta malam
ini.
Meski begitu, pesta malam ini lebih penting baginya daripada
pesta perkenalan, jadi itu bukan masalah baginya.
[Nenek!]
Grint sangat dekat dengan Isis.
Dan berbeda dari Ain, Isis selalu tersenyum lembut kepada
Grint.
Saat dia pergi, dia tak pernah memberi apapun pada Ain,
tetapi selalu saja membawa oleh-oleh untuk Grint karena dia sangat
memanjakannya.
[Oh, akhirnya ibu tiba.]
[Iya, aku harus menyapa beberapa kenalan sebelum datang ke
sini.]
[Ibu mertua... terima kasih karena telah bersedia datang
menggunakan kereta kuda.]
[Ah, tidak apa-apa, Alma-san. Aku yakin pasti pesta yang
panjang ini telah membuatmu lelah. Kerja bagus.]
Ada juga saat ketika Isis masih bersikap baik seperti ini
pada Olivia.
Dia pernah menaruh harapan besar pada Olivia, yang datang
dari negara besar seperti Ishtarika dan telah menikah ke keluarga Roundheart
untuk alasan yang tidak diketahuinya.
Tapi harapan itu pupus oleh skill yang dimiliki oleh anak tertua
keluarga Roundheart yang sudah lama mereka nanti-nantikan.
Sejak saat itu, hubungan diantara mereka pun berubah
drastis.
Caranya berbicara menjadi kasar, waktu yang digunakannya
untuk melihat wajah cucunya Ain pun berkurang, dan selain saat dia punya
keperluan dengan Olivia, dia sama sekali tak pernah berbicara padanya.
[Ah, tidak, Soalnya ini sangat penting bagi masa depan
keluarga Roundheart... dan masa depan Grint juga dipertaruhkan di sini.]
[Fufu... benar sekali.]
Sebaliknya, sikapnya pada Alma terlihat semakin membaik.
Alma adalah istri kedua yang berasal dari keluarga Baron di
Kerajaan Heim, dengan kata lain, dia adalah seorang selir.
Oleh sebab itu, Isis tidak terlalu bersikap dingin padanya,
tapi sikap itu tidak seperti sikap yang dulu ditunjukkannya pada Olivia, sang
istri pertama...
Tapi saat Grint lahir dan bakatnya sebagai holyknight diketahui, Isis pun mulai
berpikir bahwa Grint adalah pilihan yang lebih baik sebagai penerus
keluarganya.
Jadi sekarang, sambil membesarkan Grint dengan baik dan
menjaga hubungannya dengan Isis, Alma telah menjadi pilihan terbaik meskipun
dia adalah istri kedua.
Dan meskipun dia adalah istri kedua, tapi perlakuannya sudah
layaknya istri utama.
[Oh iya, Alma, di mana Olivia?]
[Suamiku? Bukankah sudah kuberitahu kalau hari ini adalah
pesta yang penting bagi Grint?]
[Iya, tapi aku merasa tidak enak karena tidak memberitahukan
ini padanya.]
Karena kedua orang tuanya sedang berbicara, Grint hanya bisa
diam. Tapi saat dia mendengar bahwa ayahnya mengkhawatirkan Olivia, dan
mengkhawatirkan Ain... dia tak bisa tinggal diam.
[Ayah, apa aku saja tidak cukup?]
Bisikan Grint itu tidak terdengar oleh ayahnya.
[Logas, bukankah kau sudah setuju soal ini?]
[... Iya sih, tapi...]
Olivia dan Ain tidak diberitahu tentang pesta malam ini.
Mereka bertiga telah membicarakan soal ini sebelumnya, dan
pada saat itu, Alma dan Isis telah memutuskan untuk tidak membawa Ain dan
Olivia ke sini agar mereka tidak dipermalukan, dan Logas juga telah
menyetujuinya.
Sejujurnya, Logas mengerti bahwa Ain tidak bisa menjadi penerus,
dan dia juga berusaha untuk tidak membicarakan hal itu. Nasib dan kewajiban
sangat besar pengaruhnya di kalangan para bangsawan.
Itulah sebabnya ada banyak
emosi yang berkecamuk di dalam pikirannya... tapi sebagai hasilnya, dia dengan
mudah terbuai oleh perkataan orang yang membujuknya bahwa ini semua harus
dilakukan agar Ain dan Olivia tidak dipermalukan.
[Kami juga merasa kasihan pada mereka. Dan sebagai
permintaan maaf, kami telah mengirimkan hadiah dan makanan ke penginapan.]
Alma memang benar-benar telah mengirimkan makanan tersebut.
Dia berpikir jika suasana hati Ain menjadi baik, maka Olivia
yang sangat memanjakan dan menyayanginya pun tak akan marah soal perbuatan
mereka kali ini.
[Kalau begitu... yah, apa boleh buat.]
[Aku yakin kau juga tahu soal ini, Logas, tapi jika kau tak
membuat keputusan yang bulat, maka Ain juga akan menderita nantinya.]
[Benar kata ibu mertua. Jika kau tidak membuat keputusan
yang bulat, maka semua ini akan menjadi masalah di masa depan.]
[... Ya. Benar juga... Sebagai bangsawan, aku tak bisa
menyangkal bahwa tidak ada gunanya menunjuk seseorang yang tidak memiliki
bakat.]
Sebenarnya, dia tahu bahwa perkataan ibu dan istrinya itu
adalah sebuah upaya untuk membujuknya.
Tapi tak ada yang bisa dia perbuat.
Sebagai seorang bangsawan, dia harus berpikir tentang
kemakmuran wilayah dan keluarganya, oleh sebab itu, dia harus menunjuk anak
yang berbakat sebagai penerusnya.
[Aku senang karena kau mau mengerti.]
[Logas sangat berbakat bahkan sejak saat dia masih kecil,
tentu saja dia bisa mengerti akan hal itu.]
Setelah yakin bahwa Logas sudah menyerah, Alma dan Isis pun
berusaha untuk menyanjung Logas.
Setelah itu, sorang wanita pun mendekati mereka seakan telah
menunggu saat yang tepat untuk berbicara dengan mereka.
[Oh, Isis-sama, lama tak bertemu.]
[Oh, Naqoura-sama! Lama tak bertemu, aku senang melihatmu
baik-baik saja.]
Naquora dari keluarga Marquis Bruno, yang tinggal di
ibukota, mendekati keluarga Roundheart setelah melihat mereka.
Keluarga Bruno sangat terkenal karena telah menghasilkan Aparatur
Sipil Negara yang berkualitas dari masa ke masa. Kepala keluarga Brun saat ini,
Aide Bruno, adalah seorang menteri yang bertugas dalam membuat hukum.
Naquora adalah ibu dari Aide, dan merupakan seorang wanita
yang terkenal di kalangan para bangsawan.
[Oh, Naquora-sama, sudah lama kita tidak berbicara.]
[Mendengar perkataan itu dari Jenderal terkenal seperti
Logas-sama, aku kira kau sudah melupakanku.]
[Hahaha... itu tidak mungkin.]
Melihat Naquora dan Logas berbicara dengan akrab, Alma pun
mengambil kesempatan untuk memperkenalkan dirinya.
Dia terlihat tidak sabar, tetapi juga mencoba agar tidak
terkesan tidak sopan kepada orang yang terkenal itu.
[Senang berkenalan dengan Anda, Naquora-sama, namaku adalah
Alma, istri kedua dari keluarga Roundheart.]
Ini adalah pertama kalinya Alma bertemu dengan Naquora.
Tidak seperti Olivia, Alma yang merupakan istri kedua, tidak
tahu banyak orang di kalangan bangsawan, jadi dia harus menghabiskan banyak waktu
untuk memberi salam.
[Senang bertemu denganmu, Alma-sama. Aku sudah mendengar
tentangmu, loh! Soalnya kau adalah “ibu suci (holy mother)” yang telah melahirkan seorang anak yang luar biasa
yang nantinya akan menjadi seorang Holy
Knight.]
[Ah, aku akan merasa malu jika dipanggil dengan julukan
itu.]
[Tak perlu malu, oh iya... Maaf atas ketidaksopananku,
kurasa aku sudah sedikit tidak sopan.]
Kemudian Naquora yang tadinya membicarakan topik soal Alma,
tiba-tiba mengubah topik pembicaraan.
[Senang bertemu denganmu, apa kau Grint-sama? Namaku adalah
Naquora.]
[!... se-senang berkenalan denganmu, Naquora-sama. Nama saya
adalah Grint Roundheart... saya telah ditunjuk sebagai penerus keluarga
Roundheart.]
[Terima kasih atas perkenalan yang sopan ini, Tuan Penerus.]
Isis tersenyum karena perhatian seorang yang terkenal
seperti Naquora telah tertuju pada Grint.
Sampai saat ini, Naquora selalu menyapa setiap orang dengan
sopan... tapi dia tak pernah berbicara pada anak-anak.
[Omong-omong, Naquora-sama, apa Menteri Aide tidak hadir
hari ini?]
Logas memutuskan untuk bertanya karena sangat aneh melihat
Naquora sendirian pada pesta malam ini.
[Yah, sebenarnya... Ah, dia sudah datang. Tadi dia pergi
untuk memberi salam pada Viscount Lance, soalnya tidak sopan jika dia tidak
memberi salam terlebih dahulu pada penyelenggara acara.]
[Ah, jadi begitu...]
[Grint, apa kau siap untuk memberi salam lagi?]
[Iya, Nek. Aku tak akan melakukan hal yang akan membuat malu
keluarga Roundheart.]
[Fufufu... cucumu sangat luar biasa, Isis-sama.]
[Ya, dia telah melebihi ekspektasiku. Aku senang dia bisa
tumbuh menjadi cucu yang baik.]
Saat mereka sedang mengobrol, Aide... Menteri Aide Bruno pun
tiba.
Menteri Aide ditemani oleh sorang gadis berambut merah, mata
cerahnya sangat serasi dengan penampilannya, dengan kata lain, dia pantas
disebut sebagai gadis yang cantik bahkan melebihi standar pesta malam ini.
[Jenderal Logas, apa ada perang malam ini?]
[Apa maksudmu Menteri Keadilan Aide? Dari penampilanmu...
apa ada sidang hari ini?]
[Hahaha! Ah, maafkan aku. Karena aku membawa putri semata
wayangku, aku ingin terlihat keren di depannya.]
[Begitu ya... oh iya, aku juga membawa putraku... Aku
membawa penerusku ke sini hari ini, jadi aku juga ingin menunjukkan
kewibawaanku sebagai ayahnya.]
[Tentu saja... Berarti, kita sama!]
Meskipun Menteri Aide sangat tegas dalam menegakkan hukum,
tapi dia sangat mudah diajak bicara dalam kehidupan pribadinya.
Departemen militer dan hukum biasanya jarang terlibat satu
sama lain, tapi saat di pesta yang diadakan di ibukota seperti ini dan beberapa
pesta sejenisnya, mereka akan saling bertemu dan menjalin hubungan pertemanan.
[Saya sangat senang bisa bertemu dengan Anda, Menteri Aide.
Nama saya Alma, Alma Roundheart. Saya berkesempatan hadir di pesta malam ini meskipun
saya hanyalah istri kedua. Senang bisa berkenalan dengan Anda.]
[Ya ampun, aku merasa tidak enak jika holy mother sepertimu sampai bersikap sopan seperti itu. Namaku
Aide Bruno. Aku sudah sangat akrab dengan Logas-dono. Aku akan sangat senang
jika Alma-dono juga bisa bersikap seperti itu.]
Alma sangat tercengang.
Semua ini berkat anaknya, Grint, yang terlahir sebagai holyknight, sehingga dia bisa disanjung
oleh orang hebat seperti mereka.
Tapi di saat yang bersamaan, dia juga merasa superior,
karena merasa dirinya adalah seorang terpilih yang dianugerahi oleh masa depan
yang cerah.
[Grint, ayo perkenalkan dirimu.]
Alma pun menyuruh Grint untuk memperkenalkan dirinya.
[Senang bertemu dengan Anda, Aide-sama. Nama saya Grint
Roundheart. Saya sangat senang bisa bertemu dengan teman ayah saya.]
[Senang berkenalan denganmu, Grint-kun.... ayo Anon,
perkenalkan juga dirimu.]
[Baik ayah... Senang bertemu dengan Anda sekalian dari
keluarga Roundheart. Nama saya adalah Anon Bruno. Saya merasa terhormat karena
bisa bertemu dengan jenderal terkenal seperti Logas-sama, dan juga Alma-sama
yang dikenal sebagai holy mother...
serta Grint-sama, heavenlyknight masa depan.
(heavenlyknight adalah job lanjutan
dari holyknight)
[Perkenalannya sopan sekali... Namaku Isis. Aku adalah ibu
dari Logas, kepala keluarga saat ini. Senang berkenalan denganmu.]
[Senang berkenalan dengan Anda, Isis-sama. Saya sangat
senang bisa berkenalan dengan ibu “sang pahlawan”]
[Wah... aku sangat senang mendengar perkataanmu itu.]
Seperti yang diharapkan dari anak seorang Menteri, sikapnya
sangat sopan.
Perilakunya tidak kalah dibandingkan dengan anak tertua
keluarga Roundheart, Ain.
[Anakku hebat, kan, Logas-dono?]
[Ya. Dia pintar sekali. Aku sampai takjub mendengar
perkenalannya tadi.]
[Oh, sampai membuat jenderal hebat sepertimu takjub... Aku
tak bisa membayangkan akan jadi seperti apa dia di masa depan.]
Percakapanpun kemudian berlangsung dengan santai.
Namun kemudian, Menteri Aide sepertinya teringat akan
sesuatu dan mengganti topik pembicaraan.
[Tidak baik memperpanjang basa-basi seperti ini. Logas-dono,
izinkan aku langsung ke inti pembicaraan. Aku ingin putriku, Anon, bisa
bertunangan dengan Grint-dono.]
[... Apa kau serius?]
Sejujurnya, arah pembicaraan ini sangat tidak terduga bagi
Logas.
Tentu saja, dia pasti punya kemampuan karena berasal dari
kalangan pejabat negara. Tapi Logas berpendapat bahwa kecocokan antara keluarga
Bruno dan Roundheart sangat tidak bagus.
Soalnya, holyknight, adalah sebuah bakat yang seharusnya berada di
medan pertempuran.
Menteri Aide terlahir dengan skill Veracity (tlnote : artinya “kebenaran” tapi
karena ini nama skill jadi tetap memakai bahasa inggrisnya) yang bisa
menilai apakah seseorang berkata jujur atau tidak.
Sekilas itu terlihat seperti sebuah skill yang kuat, tapi
skill itu juga memiliki kelemahan... yaitu sulit untuk digunakan.
Untuk menggunakannya, kau perlu berhadapan satu lawan satu
dengan pihak lawan, dan kau tak bisa menilai sebuah kebenaran kecuali kau bisa
hampir atau sepenuhnya menghilangkan suara di sekitar.
Itu memang skill yang cukup kuat, tapi misalnya kau
memasangkan veracity dan holyknight, jika dibandingkan dengan
pasangan holyknight dan body reinforcement, maka sudah jelas mana
yang lebih cocok digunakan di medan perang.
[Oh, mungkin penjelasanku masih kurang. Aku mengerti kalau
skill tipe pejabat negara tidak cocok dengan holyknight. Tapi Anon sedikit berbeda. Seperti Grint-dono, dia
terlahir dengan sebuah skill yang spesial.]
[Oh iya, aku belum pernah menanyakan hal itu padamu... jadi,
skill apa itu?]
Logas menduga kalau itu adalah sebuah kemampuan yang
spesial, mengingat Menteri Aide sampai menemuinya dan mengajukan pertunangan
itu.
[Anon, tolong jelaskan.]
[Baik, ayah... Jenderal Logas. aku terlahir dengan sebuah
skill bernama “blessing”. Itu adalah
sebuah skill yang meningkatkan kekuatan suci orang yang akan menjadi suamiku dan
membuatnya menjadi semakin kuat.]
***
Pada akhirnya, pertunangan itu berakhir tanpa masalah.
Isis juga dengan senang hati memberi dukungan. Dan tentu
saja Alma juga. Grint juga tidak punya keluhan karena dia menyukai Anon.
Setelah mengetahui kalau dia memiliki skill blessing, diapun ingin menjadi istri
dari seorang pahlawan... begitulah yang dikatakannya pada Grint dan yang
lainnya.
Dan perkataan itu memberi kesan yang sangat besar bagi
mereka.
Setelah itu, sebuah pesan darurat yang dibawa oleh burung
pembawa pesan pun tiba di wilayah Roundheart.
Logas membaca isi pesan tersebut.
Tentu saja pengirimnya adalah istri pertamanya, Olivia.
Logas terlihat terkejut dan terguncang secara emosional,
tapi berkat bujukan ibu dan istrinya, dan juga pembicaraan soal hubungan
anaknya, dia akhirnya menerima bahwa ini adalah jalan terbaik dan dengan cepat
pulih dari keadaan itu.
Tapi sebelum pesan itu sampai padanya, anak buah Archduke
telah lebih dahulu membaca pesan tersebut dan memberitahukannya kepada
Archduke.
Terimakasih min sdh update dan tolong di crazy update series ini
ReplyDeleteLajut min~~
ReplyDeleteThanks dah di lanjut
ReplyDeleteLanjut
ReplyDelete